Rabu, 08 April 2015

Problematika Pembangunan Pendidikan Karakter #Bagian 1

Sampai saat ini, pendidikan kita sebenarnya masih menyisakan satu problem akut. Problem tersebut adalah belum maksimalnya pembangunan pendidikan karakter.
Sejak awal kemunculannya, pendidikan karakter merupakan bagian integral dari rencana pembangunan karakter bangsa. Sebagaimana tercantum dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025, bahwa salah satu sasaran pembangunan karakter bangsa adalah sektor pendidikan, yang kemudian dinamakan dengan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik-baik sebagai warga negara.
Pendidikan karakter sebagaimana tercermin dalam Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025, bertujuan untuk memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, serta berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Tujuan selanjutnya adalah memberi kontibusi dalam mewujudkan masyarakat yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan karakter dibangun dalam konteks makro dan mikro. Dalam konteks makro, pendidikan karakter dibangun dengan komitmen bersama seluruh sektor kehidupan, tidak hanya sektor pendidikan nasional saja. Artinya, sektor politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sektor lain yang berhubungan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan mampu memberikan komitmen dalam pembangunan karakter bangsa.
Adapun dalam konteks mikro, pendidikan karakter ditekankan pada sektor pendidikan secara holistik. Ada empat pilar yang dikembangkan dalam konteks ini. Diantaranya adalah kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan pendidikan; kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat.
Pendidikan karakter ini diharapkan tidak hanya diterapkan dalam sektor pendidikan formal saja, tetapi juga dalam pendidikan non-formal. Lembaga-lembaga seperti kursus keterampilan, kursus kepemudaan, bimbingan belajar, pelatihan-pelatihan singkat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi massa, diharapkan mampu menerapkan pendidikan karakter.
lanjut bagian 2 disini

0 komentar:

Posting Komentar